1 Hari di Bogor
Bingung gak ada tujuan mau kemana tapi kaki pengen terus melangkah.
Sabtu, 16 April 2016 kami tepatnya saya dan rizki memutuskan untuk beranjak ke Bogor.
Kali ini kami menggunakan jasa kereta api, kita mau trip ala-ala ngirit ahahahaaa (ehmmm bisa gak yaa) :p
Sesampainya di Bogor, kami menentukan tujuan untuk mengisi perut terlebih dahulu. Dari stasiun kereta api kami berjalan kaki menuju arah Gumati. Udara saat itu panas luar biasa ahahahaa dan dengan PD nya kami memutuskan jalan kaki :DD
Dalam perjalanan menuju Gumati, kami melewati Museum Herbarium Bogoriens.. Entah isinya apa, tapi kami mencoba masuk karena rasa penasaran dan kebetulan gratis yeaayy hanya cukup nulis di buku tamu saja.
Satu-satu kami perhatikan, kami jelajahi ruangan demi ruangan. Seru juga, beberapa pengetahuan mengenai biji-bijian dan rempah-remoah bisa kamu dapatkan di museum ini.
Masuk lebih dalam, kami turun tangga untuk menjelajah ke ruang museum utama. Dan wow saya kagum sekali karena barang-barang yang dipamerkan dari seluruh pelosok Indonesia. Banyak yang belum saya tahu, saya bisa dapatkan disini. keren laah pokoknya, gak nyesel masuk sini.
Keluar dari museum, waktu sudah siang dan kali ini langkah kaki kami benar-benar menuju restoran Gumati untuk mengisi perut yang sudah kelaparan ahahahaa.
pemandangan dari Gumati |
Selesai makan, kami bingung mau kemana akhirnya browsing-browsing mencari yang bisa kami lakukan selama 1 hari di Bogor. Pilah pilih pilah pilih, kami menentukan arah menuju Curug Nangka, Ciapus.
Karena minimnya pengetahuan angkutan umum disana, jadi kami kembali browsing mencari tau dengan kendaraan apa kami bisa sampai di lokasi?
Cari-cari akhirnya ketemu dan kami meninggalkan restoran gumati menuju BTM, karena dari BTM itulah angkutan kami berada.
Kami naik angkutan yang ada tulisan menuju Ciapus saja ahahaaa dengan sebelumnya bertanya ke supir angkot apakah bisa ke curug nangka? dan dia meng-iya-kan.
Wooogh perjalanan menggunakan angkutan umum ini cukup jauh sekali, saya merasakan kenapa tidak juga sampai. Sempat ragu benarkah angkutan ini yang kami naiki? saya kembali membaca panduan di internet, saya harus turun angkot sesampainya ketemu Highland Resort & Park.
Dari jauh saya melihat Highland itu, dan supir angkot pun berjalan minggir untuk berhenti.
Yap perjalanan kami dimulai.
Beberapa ojeg menawarkan jadanya untuk sampai ke Curug tetapi kami memutuskan untuk berjalan kaki, sekedar ingin tahu jarak yang ditempuh. Wakwaaaww cukup jauh juga dan terik panas menyertai perjalanan kami.
Kalau nggak gitu, saya penasaran.
Teman saya, rizki bilang kalau kita nanti safu lokasi dengan camp Herman Lantang, dengan excited saya bilang kita mampir dulu nanti dengan alasan sekedar nanya-nanya aja.
Gerbang masuk sudah didepan mata, aahh senangnya sudah sampai. Di gerbang masuk kami diminta membayar 7500/orang, kemudian jalan lagi sedikit kami diminta kembali bayaran 1000/orang. Karena sudah lelah juga jadi gak banyak tanya buat apa saja itu biayanya.
Kami jalan masuk kedalam kawasan dan kami melihat camp herman lantang, langsung saja kami menuju kesitu terlebih dahulu untuk cari tau seperti apa, berapa biaya dan bagaimana prosedur bookingnya.
Kami tanya-tanya ke seorang ibu yang memang berjaga disitu, puas melihat-lihat dan bertanya ini itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Nangka.
Tidak ada persiapan untuk trekking maka saya pede aja menuju curug dengan celana jeans + sepatu converse (hadeeuuhh udah kayak pemula baru trekking X_x
Pelan-pelan mencari pijakan yang pasti karena trek cukup licin dan sepatu juga tidak memadai, sesekali kepleset hampir jatuh tapi berusaha menyeimbangkan badan saja. Akhirnya sampai juga di lokasi. Ternyata cukup ramai di hari itu. Saya dan Rizki naik sampai ke tengah, tetapi kami tidak bermain air di aliran air terjun itu karena kami tidak membawa persiapan baju ganti. Jadi kami hanya sekedar menikmati saja.
Belum puas menikmati yang ada di depan mata, kami melanjutkan trekking sampai ke air terjun yang sebenarnya. Lumayan bikin lelah juga. Ketinggian air terjun memang tidak terlalu tinggi sekali, tetapi suasana dan keindahan di air terjun ini cukup bagus, tidak kalah dengan yang lain-lainnya (laaah kayak pernah ke air terjun yang lain)
Waktu semakin sore, kami memutuskan untuk turun dan kembali ke Jakarta.
Perjalanan yang tanpa terencana yang punya cerita lebih.
seruuuu, sampai di cerita selanjutnya.
jalan menuju curug jauh juga ya, sudah gitu jalannya licin tapi setelah sampai ke tujuan pasti rasa lelah itu akan hilang..
ReplyDelete