ODT - Via Ferrata Gunung Parang

Via Ferrata ehmmm.. apa sih itu?
intinya kita manjat gunung dengan cara climbing, tapi climb kali ini dipermudah dengan sudah tersedianya besi-besi sebagai tempat pegangan dan tempat pijakan kaki.

Sabtu pagi kami berkumpul di Carrefour Lebak Bulus, tempat mepo.
Kami berangkat menggunakan mobil elf, total peserta kurang lebih 8 orang.
Awalnya kami penasaran apa sih via ferrata itu? sampai akhirnya kami me-lobi ahahahahaaa pimpinan tur untuk mengadakan trip kesana. Dan walllaaaa akhirnya kami berangkat.

Gunung Parang ini berada di Purwakarta dengan ketinggian memanjat sekitar 150 meter. Tidak usah khawatir dengan tingkat keamanannya, dijamin aman banget. Saya yang awalnya ragu dan deg-deg an bisa merasa aman karena tali sling yang kita pakai terikat dengan kuat pada badan kita dan tali yang ada di tebing, so jangan takut jatuh. Oh iya besi-besi yang jadi pijakan kita juga kokoh banget dan amat teramat sangat kuat untuk menopang berat badan kita.





Sampai di lokasi, kami masih terlihat ngantuk tetapi sangat excited karena rasa penasaran kami akan pengalaman via ferrata ini. Kami diperkenalkan oleh guide yang akan mendampingi kita selama pemanjatan, tanpa berlama-lama kami langsung dipasang harness dan dicek kekencangannya. Kemudian kami diberikan arahan terlebih dahulu mengenai kegiatan via ferrata ini. Setelah cukup jelas, kami cuuzz langsung menuju lokasi pemanjatan dengan berjalan kaki. 
Sesampainya di bawah tebing kami memulai dengan doa bersama agar kegiatan kami berjalan lancar dan kembali kebawah semuanya tanpa kurang satu apapun.


 


Yaappp mulai manjat, satu persatu kami mulai naik, naik ke step pertama aja pake usaha yaaaa karna jaraknya cukup jauh dari tempat kami berdiri ahahahahaa.
Tetap semangat!
Ada saat-saat dimana kami harus mengeluarkan usaha lebih menarik badan kita sendiri dimana itu berat loh yaaa wakakakakkk (tergantung badan juga sih kayaknya wakakakakk)
Sempat ada kejadian tidak enak, dimana disaat kami seharusnya sudah sampai titik tertinggi manjat, kami malah teruskan naik sampai ke tempat dimana seharusnya jalur tersebut belum boleh dilewati eng ing eeenngggg X_x  zong banget dong yaa.. Saat itu kami ditinggal oleh guide kami.
Kami mengatasi dengan teriak-teriak panggil nama Guide, tetapi tidak ada respons sama sekali. Daripada stres kami bawa ketawa-ketawa aja diatas tebing.


 





Sesampainya di puncak itu karena tidak ada respon dari guide, kami memutuskan untuk turun kembali sampai ke titik dimana seharusnya kami berhenti dan memutar bagian tebing untuk sampai di satu gua kecil tempat istirahat. Gua itu pun tidak bisa menampung orang banyak, karena keterbatasan tempat. Jadi kami saling bergantian. Bila istirahat dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan untuk ke titik dimana kita akan turun kembali ke titik awal manjat. Tempat turun dan manjat berbeda spot, kami diharuskan untuk rapelling saat turun. Lagi dan lagi ini bikin saya lemes, sempat hopeless gak bisa melakukan rapelling ini. Tetapi karena diyakinkan oleh Guide bahwa saya bisa dan yakin dia akan tahan tali nya, maka saya coba perlahan-lahan turun. Tanpa memberanikan lihat kebawah, yang ada dipikiran saya pokoknya hanya secepatnya tiba di bawah.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kami pun satu persatu tiba dibawah semua dengan selamat. Bahkan ada yang terlihat pucat ahahahaaa seruuu banyak canda tawa.
Kami kembali ke basecamp untuk berganti pakaian dan istirahat sejenak kemudian mulai jalan pulang ke Jakarta.







Senang bisa satu trip sama kalian. seruuuu
Sampai bertemu di trip berikutnya kawan :)





Comments

  1. ngeri juga ya, apalagi bagi orang yang takut ketinggian.. tapi kalau di selang dengan candaan mungkin rasa takut akan teratasi sedikit..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Santa Perawan Maria La Salette

1 Hari di Bogor

ada yang datang, ada yang pergi

Sailing Komodo + Overland Flores

..Selamat Jalan..

..Selamat Jalan..

1 Hari Menjelajah Purwakarta

Habemus Papam!